Orang makassar |
Siapa bilang orang makassar itu kasar?
Banyak yang mengatakan Masyarakat di Kota Makassar itu sangat kasar, entah dalam hal sikap maupun cara bicara. Saya Fian 21 tahun tinggal di Makassar 200% tidak setuju akan pendapat tersebut. Maka untuk itu, dibawah ini akan saya tulisakan beberapa hal yang membuat masyarakat didaerah lain berpendapat Makassar Itu Kasar dan bagaimana saya pribadi menanggapi hal tersebut.
Banyak orang yang menganggap kata Makassar itu mengandung kata "kasar", padahal tidak demikian adanya. Kata Makassar sendiri sebenarnya berasal dari 2 kata, yang pertama itu "Mang" yang berarti Memiliki sifat atau yang terkandung didalamnya, kemudian kata yang kedua adalah "Kasarak", yang berarti wujud yang nampak, terang dan terlihat jelas. Jadi arti dari kata Mangkasara yang kemudian dibahasa Indonesiakan menjadi Makassar sebenarnya ialah Memiliki sifat yang jelas dan terbuka.
Kata "Kasar" memang langsung terbersit dipikiran ketika membaca tulisan Makassar ini, namun sekali lagi saya sampaikan kepada teman-teman, bahwa tidak ada satupun kata "Kasar" dalam nama Makassar ini, yang ada itu adalah "Kasarak" yang artinya nyata atau nampak.
Yang kedua mungkin yang menarik untuk dibahas ialah mengenai cara bicara orang Makassar. Cara bicara orang makassar memang saya anggap cenderung keras dan terkadang sedikit agak lantang. Namun keras bukan berarti kasar, dan biasanya mereka langsung berbicara pada pokok pembahasan dan tidak bertele-tele. Ada juga yang berpendapat, cara bicara orang Makassar itu ceplas-ceplos, yah bisa saja benar tapi juga bisa saja salah.
Jadi tenang aja kalau ada orang Makassar yang suaranya dalam berbicara agak besar, karena belum tentu ia sedang marah. Kalau dari penggunaan kata, orang Makassar memang sering juga mengucapkan huruf E pada awal kalimatnya ataupun ada penambahan huruf pada akhir kalimatnya. Misalnya mungkin ketika mereka mengatakan kata "disana, jangan, bilang, ataupun kata belum", nah kalau orang Makassar biasa mengucapkannya seperti ini, "disanai, janganki/janganko, bilangka/bilangko, ataupun belumpi/belumpa". Terlihatkan ada penambahan pada akhir kata diatas.
Mengapa saya menganggap media merupakan satu hal yang membuat mindset "Makassar itu Kasar"?, karena ketika ada aksi-aksi entah yang dilakukan mahasiswa atau organisasi yang terdapat di Makassar, dalam hal ini yang mungkin berakhir bentrok dan sebagianya, maka media langsung saja memblow up kejadian tersebut. Bahkan saya melihat ada berita yang terkadang berlebihan yang biasa ditayangkan oleh beberapa media di Ibukota mengenai situasi Kota Makassar.
Wajar saja memang, dikarenakan berita negatif merupakan salah satu sasaran empuk pihak media yang pastinya dapat menaikkan rating media tersebut. Berbeda sekali ketika mahasiswa Makassar ataupun organisasi di Makassar melakukan hal-hal positif, tentunya media terkadang tidak tertarik untuk menyebarkannya. Sehingga saya pribadi menanganggap, bahwa media merupakan salah satu hal yang membuat paradigma kepada Masyarakat luar mengenai Makassar Itu Kasar.
siapa bilang orang makassar itu kasar, bagiku orang Makassar bukan sebuah daerah atau orang yang kasar, namun lebih kepada orang yang ramah.
0 Comments